Walau memiliki gaji besar, 8 hal miris yang menimpa pekerja kapal pesiar.


Menjadi tenaga kerja di sebuah kapal pesiar luar negeri menjadi keinginan sejumlah orang. Mereka beralasan bahwa bekerja di tempat itu dapat menambah banyak pengalaman dan upah yang diatas rata-rata. 

Bekerja di kapal pesiar luar negeri bisa bertemu dan mempelajari berbagai macam karakteristik orang dari berbagai negara. Tidak hanya itu saja, gaji yang mereka dapat juga berdasar mata uang dollar. Bagaimana jika dirupiahkan?. Namun dibalik itu semua, ada beberapa hal miris yang belum diketahui. Berikut 8 hal miris yang dialami para tenaga kerja kapal pesiar.

1. Jam kerja yang gila

Untuk mendapat penghasilan yang tinggi, maka jam kerja mereka juga harus sangat tinggi. Minimal, jam kerja satu pekerja mencapai 100 jam per minggu. Itu artinya mereka harus bekerja selama 14 jam sehari!

2. Beban kerja terlalu banyak

Dengan waktu bekerja selama itu, mereka tetap tidak bisa santai karena banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan. Satu pelayan bisa melayani 20-30 tamu dalam sekali waktu dan jarak antara dapur dengan ruang makan bisa mencapai 1km.

3. Tekanan pekerjaan dan stres yang tinggi

Karena mereka hidup di atas laut dengan beban kerja yang begitu berat, stres menjadi santapan sehari-hari mereka. Biasanya, untuk mengurangi tekanan kerjanya, para kru akan berpesta di dek terbawah kapal, tempat mereka tidur.

4.Berkencan dengan sesama kru atau penumpang

Perjalanan yang panjang, stres, kesibukan bekerja membuat para pekerja tidak punya waktu luang untuk mencari kenalan di daratan. Dengan begitu, kebanyakan pekerja kapal pesiar berkencan dengan rekan kerja emreka sendiri, atau kalau beruntung, berkencan dengan penumpang.


5. Kamar mereka sangat kecil

Kamar istirahat para kru sangat sempit bahkan kadang tidak muat sehingga beberapa orang harus rela tidur di lantai. 

6. Sistem hierarki jabatan sangat kental

Pegawai yang lebih tinggi pangkatnya akan mendapat makanan dan kamar yang lebih baik. Mereka tidak akan berbicara dengan kru bawahan mereka. Para atasan ini juga akan memberi lebih banyak beban kerja pada kru yang tidak dia sukai.

7. Kesepian

Pernah membayangkan betapa kesepiannya para pekerja kapal pesiar ini? Ibarat lagu, perasaan mereka itu di dalam keramaian mereka masih merasa sepi. Jauh dari keluarga, anak, atau istri tentu membuat kerinduan mereka semakin besar.

8. Pergi berlibur, tapi tidak liburan

Mereka menghabiskan waktunya di atas dek kapal. Saat kapal berlabuh dan para penumpang turun untuk berlibur, mereka tidak selalu bisa ikut turun. Penumpang menikmati fasilitas mewah, mereka harus bekerja menyediakan fasilitas itu. Itulah kenyataannya pahit di balik manisnya uang yang dihasilkan oleh para pekerja kapal pesiar ini.

Bagaimana menrut kalian? Tertarik untuk bisa bekerja di kapal pesiar?

0 komentar